Sabtu, 04 Agustus 2012

Cara Mengetahui Penyebab gagalnya Cat Semprot

Hasil aplikasi cat tidak hanya tergantung dari kualitas cat yang digunakan dan persiapan permukaan yang akan dicat tetapi juga alat yang digunakan untuk mengaplikasikannya. Kita dapat mengecat menggunakan kuas, roller ataupun dengan sistem spray.


Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai beberapa kerusakan cat pada pengecatan dengan sistem spray. Kita lihat sama-sama yuk!
Cratering, merupakan salah satu kerusakan pengecatan yang ditandai dengan terjadinya kawah-kawah kecil pada permukaan lapisan cat yang menyebar secara merata pada daerah yang terkena.
Penyebabnya:
  • Adanya kontaminan seperti : minyak, grease, air pada permukaan bawahnya.
  • Percikan air dari spray booth.
  • Air dan minyak dari selang udara ke spray gun.
  • Pengaruh debu semprotan(spray dust) pada cat yang belum kering yang berasal dari cat lain dari penyemprotan sebelumnya atau sesudahnya.
  • Kontaminasi pada cat itu sendiri.
  • Kulit Jeruk (Orange peel).
Orange peel, yaitu permukaan lapisan cat tidak rata dan bergelombang seperti kulit jeruk.
Penyebabnya:
  • Viskositas semprot terlalu tinggi.
  • Volume cat yang keluar dari alat semprot (spray gun) terlalu besar.
  • Jarak alat semprot ke permukaan yang dicat terlalu dekat.
  • Tekanan udara penyemprotan terlalu tinggi.
  • Daya Lekat Kurang Baik (mengelupas).
Pada permukaan lapisan cat terdapat bercak-bercak yang tidak seragam (untuk cat metalik) atau terdapat daerah yang berwarna lebih gelap dan tidak beraturan (untuk cat warna).
Penyebabnya:
  • Viskositas semprot terlalu tinggi sehingga menyebabkan lapisan thinner terlalu basah.
  • Thinner terlalu lambat menguap.
  • Tekanan automasi terlalu rendah.
  • Pola cat yang keluar dari alat semprot terlalu sempit.
  • Kecepatan cat yang keluar dari alat semprot terlalu tinngi.
  • Lapisan cat telalu tebal dan tidak rata.
  • Alat semprot terlalu dekat ke permukaan yang disemprot.
  • Meleleh (Sagging/running).
Cat meleleh sehingga cat tidak rata dan pada bagian tertentu catnya sangat tebal. Hal ini terdapat pada permukaan yang tegak atau menyudut.
Penyebabnya:
  • Terlalu banyak thinner yang lambat menguap.
  • Lapisan cat terlalu tebal.
  • Cat disemprotkan terlalu sering tanpa waktu tunggu yang cukup antara pelapisan yang satu dengan yang berikutnya.
  • Alat semprot terlalu dekat dengan permukaan yang disemprot.
  • Tekanan udara rendah.
  • Cairan yang keluar dari alat semprot terlalu banyak.
  • Viskositas cat penyemprotan terlalu rendah.
  • Dry spray.

Kegagalan pengecatan

Cat yang bermutu tinggi mengadung bahan-bahan baku pilihan dan berasal dari produsen-produsen yang terkenal diseluruh dunia. Selain itu produk-produknya sebelum dipasarkan telah mengalami penelitian dan pengujian dengan seksama. Dengan demikian jarang sekali terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh catnya sendiri. 

Apabila cara pengecatan serta persyaratan permukaan yang akan dicat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan, maka kesulitan-kesulitan serta kegagalan dalam pengecatan tidak akan terjadi.


A. BLISTERING (menggelembung)

Sebab-sebab
nya :

Cat bermutu tinggi mempunyai lapisan cat yang rapat dan plastis, sehingga air atau solvent yang tertahan dibawahnya dapat mengakibatkan menggelembungnya lapisan cat tersebut. Pengecatan pada permukaan yang basah akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat lapisan cat, sehingga kemungkinan terjadi gelembung-gelembung akan lebih besar. Solvent dapat bertahan dibawah lapisan cat bila pengecatan dilakukan sekaligus tebal dan mengering lebih cepat, sedangkan lapisan bawahnya masih mengandung banyak solvent yang akan menguap. Uap solvent tersebut akan terjebak dibawah lapisan yang telah kering dan mendesak lapisan tersebut sehingga terjadi gelembung.


Pencegahan :


1. Permukaan yang baru dicuci dengan air atau kena air hujan biarkan kering sempurna.


2. Selang waktu antara setiap lapisan cat cukup lama atau minimal sesuai dengan data teknis. Setiap lapisan cat diusahakan setipis mungkin agar pengeringan lebih sempurna.


3. Hindarkan pengecatan waktu cuaca buruk (hujan, mendung atau lembab) atau pada permukaan yang lama terkena sinar matahari.


Perbaikan : Bila banyak gelembung-gelembung yang terjadi, maka lapisan cat dikerok seluruhnya. Bersihkan permukaan, kemudian berilah lapisan cat dasar bilamana diperlukan sebelum dilapisi cat akhir. Kalau gelembung-gelembung yang terjadi hanya sedikit, maka perbaikan hanya pada bagian yang menggelembung saja.


B. FLAKING (Mengelupas)


Sebab-sebab :
1. jenis cat yang digunakan bersifat makin lama makin keras, sehingga tidak dapat mengikuti pergerakan permukaan yang dicat seperti kayu.

2. Pengecatan dilakukan diatas lapisan cat yang sudah mengapur, sehingga daya lekat cat berkurang.


3. Pengecatan pada permukaan kotor dan berminyak.


4. Menggunakan dempul berkualitas rendah, sehingga daya lekatnya tidak ada dan akibatnya bila diberi lapisan cat akhir yang bermutu tinggi, maka lapisan dempul akan terangkat.


5. Pengecatan pada lapisan cat lama yang bermutu rendah dimana daya lekatnya berkurang sekali sehingga bila diberi lapisan cat akhir yang bermutu tinggi, maka lapisan lama tertarik dan terkelupan.


6. Cat dasar yang digunakan tidak cocok dengan sistem pengecatan lapisan alkhir .


Pencegahan :


1. Permukaan yang akan dicat harus bersih dan kering.


2.Kerok lapisan cat lama yang sudah rusak atau bermutu rendah.


3. Hindarkan pemakaian dempul pada seluruh permukaan, terutama untuk exterior.


4. Gunakan cat dasar yang dianjurkan untuk sistem pengecatan yang digunakan.



C. DISCOLORATION (Perubahan Warna)


Sebab-sebab :

Bahan perekat dari lapisan cat dapat dirusak oleh garam-garam atau bahan-bahan kimia lain yang berasal dari dalam permukaan yang dicat atau dari udara. Demikian pula pigmen (pewarna) dapat diserang oleh bahan-bahan kimia atau sinar matahari.


Pencegahan :


Memilih jenis cat dan warna harus disesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan.


Perbaikan :


Bila penyebab cat dan warna telah diketahui, maka dapat dilakukan pengecatan ulang dengan jenis cat yang sesuai.



D. EFFLORESCENE (Pengkristalan)


Sebab-sebab :

Efflorescence terjadi pada permukaan dari plesteran semen, dimana garam-garam bersifat alkali terbawa ke permukaan. Bila kristal-kristal garam tersebut berada dibawah lapisan cat dan dibantu kelembaban tembok akan merusak lapisan cat tersebut.


Pencegahan :


Pengecatan dilakukan setelah tembok dari plesteran atau beton telah kering sempurna, dimana kadar alkali dan air telah memenuhi syarat yang ditentukan. Gunakan lapisan cat dasar yang tahan alkali dan tidak dianjurkan menggunakan dempul tembok. Permukaan yang mengandung kristal-kristal garam harus dibersihkan terlebih dahulu dengan kain basah dan kering sampai tidak keluar lagi.


Perbaikan :


Kalau pengkristalan belum merusak lapisan cat, maka bersihkan garam-garam tersebut dengan kain basah dan kering. Amplas permukaan cat agar lebih porous, sehingga air dan garam-garam mudah keluar. Setelah pengkristalan tidak terjadi lagi, lakukan pengecatan ulang. Bila lapisan catnya telah dirusak oleh alkali, maka harus dikerok habis sampai kedasar permukaan. Bersihkan permukaan sampai efflorescene tidak terjadi lagi. lakukan pengecatan dari awal lagi.


E, WATER SPOT (Bercak-bercak seperti basah)


Sebab-sebab :


Penyebabnya hampir sama dengan BLISTERING (Menggelembung), tetapi lapisan catnya telah melekat dengan baik, sehingga air atau solvent yang berada dibawah lapisan catnya memberi kesan basah pada permukaan cat. Hal lain dapat disebabkan dengan digunakannya dempul yang mengandung bahan pelunak (plasticier) dimana lapisannya tidak ditunggu kering sempurna, sehingga bahan pelunak yang tertinggal akan migrasi (naik keatas) dan tertahan dibawah lapisan cat dan menyebabkan lapisan cat seakan akan basah.


Pencegahan :


1. Sama seperti Blistering.


2. Tidak dianjurkan menggunakan dempul untuk meratakan permukaan tembok.


Perbaikan :

Amplas permukaan lapisan cat agar porous, sehingga air, solvent atau bahan pelunak dapat dengan mudah menguap keluar.
Bila jamur telah tumbuh pada bagian-bagian yang basah tersebut, cuci dengan larutan kaporit, kemudian dilap dengan kain basah untuk menghilangkan sisa-sisa kaporit. Bila diperlukan beri 1 lapisanwall sealler yang sesuai sebelum diberi lapisan cat akhir.


F. BITTINESS (berbintik)


Sebab-sebabnya :

1. Debu atau kotoran dari udara, kuas atau roll yang kurang bersih, atau alat penyemprot yang melekat pada permukaan cat.


2. Teknik pengecatan dengan alat penyemprot tidak benar, sehingga debu cat yang kering menempel pada lapisan cat yang masih basah.


3. Waktu mengaduk cat di dalam kaleng, lapisan kering pada permukaan tercampur.



Pencegahan :


1. Bersihkan alat-alat pengecatan dengan baik sebelum dan sesudah dipakai.


2. Aduklah cat dengan hati-hati dan kalau perlu disaring dulu setelah dilakukan pengenceran.



Perbaikan :


1. Biarkan lapisan cat mengering dan mengeras sempurna. Gosok permukaan yang berbintik dengan kertas amplas halus. Setelah dibersihkan debu-debunya, ulangi pengecatan.



G. DRING TROUBLES (Sukar mengering)


sebab-sebab :


1. pengecatan dilakukan dalam cuaca yang kurang baik seperti suhu rendah ,berkabut dan lembab.


2. Pengecatan diatas permukaan mengandung lilin seperti bahan untuk poles, minyak atau debu


3. Pengecatan alkyd gloss enamel pada permukaan kayu yang pernah diberi lapisan POLITUR dari bahan Shellac.


4. Pengencer yang digunakan tidak sesuai.


Pencegahan :


1. Lakukan pengecatan waktu ada sinar matahari atau cuaca kering.


2. Permukaan yang akan dicat harus bersih.


3. Gunakan pengecer yang sesuai.


4. Kayu yang telah diberi POLITUR dari bahan Shellac harus dibersihkan dari lapisan cat tersebut.



Perbaikan :


Lapisan cat harus dikerok sampai bersih, kemudian ulangi pengecatan dari awal.


H. SAPONIFICATIO
N ( Penyabunan)


Sebab-sebabnya :

Serangan alkali pada lapisan cat yang bahan perekatnya mengandung minyak seperti alkyd gloss enamel.


Alkali dan minyak akan bereaksi secara kimiawi yang disebut penyabunan dimana memberikan hasil akhir seperti sabun dan penyebabkan lapisan cat menjadi lunak dan terbentuk gumpalan yang lengket.



Pencegahan :


Permukaan yang akan dicat harus bebas dari alkali. Tidak dianjurkan tembok dari plesteran semen atau beton yang baru, dicat dengan cat dasar alkyd , tetapi sebaiknya dengan cat acrylic dasar air atau jenis lain yang tidak mengandung minyak.


Perbaikan :


Keroklah seluruh lapisan cat dan kemudian permukaan harus dibersihkan sesempurna mungkin. Gunakan cat lain seperti cat acrylic dasar air.



I. SAGGING (Lapisan cat menurun pada beberapa tempat)


Sebab-sebabnya :

Umumnya disebabkan pengecatan yang tidak merata.


Pencegahannya :


Lakukan pengecatan dengan ketebalan yang merata dan selang waktu antara setiap lapis cukup lama. Sebaiknya pengecatan tidak dilakukan secara langsung tebal, usahakan setiap lapis tipis-tipis saja.


Perbaikan :


Biarkan lapisan cat mengering sempurna. Ratakan bagian-bagian yang menurun dengan kertas amplas, kemudian lakukan pengecatan ulang.



J, BRUSHMARK (Garis-garis bekas kuas)


Sebab-sebabnya :

1. Cat tidak mengalir rata setelah dilapiskan, karena teknik pengecatan yang tidak benar seperti pelapisan cat yang tidak teliti, pengenceran yang kurang dan kuas dijalankan terus pada saat lapisan cat sudah mulai mengering.


2. Menggunakan kuas yang kotor atau bulu-bulunya telah menggumpal.



Pencegahannya :


1. Lakukan pengenceran yang benar dan gunakan pengencer yang sesuai.


2. Lapiskan cat dengan cepat tetapi merata. Jangan melapis ulang pada lapisan cat yang mulai mengering.


3. Pakai kuas yang bermutu bail dan bersih.



Perbaikan :


Setelah cat kering sempurna, gosoklah dengan amplas dan kemudian ulangi pengecatan.

Bagaimana mendapatkan hasil pengecatan yang terbaik



Persiapan dan rencana
Adalah kunci untuk menghasilkan pengecatan terbaik.


Sebelum pengecatan

Hasil  pengecatan  sangat  tergantung  dari  persiapan  permukaan  yang  akan di  cat. persiapan  yang benar akan  membuat  pekerjaan  pengecatan  lebih  cepat  dan  mudah, memberikan  hasil akhir  yang terbaik  dan  lapisan  catnya  lebih tahan  lama. Permukaan  yang akan  dicat harus  sudah  sekering  mungkin dan  keras, terutama  untuk tembok baru dari plesteran  semen atau beton harus  telah sempurna pengeringan semennya dimana kadar alkali dan air  telah memenuhi  syarat yang  ditentukan. Lakukan pembersihan pada permukaan untuk  menghilangkan   kotoran, minyak, kristal  garam-garaman  pada  dinding  plesteran semen  atau beton, karat pada  besi dan  lain-lain  yang dapat mempengaruhi  daya lekat cat. Selanjutnya  ikuti petunjuk-petunjuk yang  ada   pada  setiap  data  teknis   produk-produk. Dengan   mengikuti  petunjuk-petunjuk   tersebut  akan memberikan jaminan pada hasil pengecatan.

Petunjuk pengecatan

Bila  persiapan   telah  sempurna,   lakukan   rencana  pengecatan   yang  baik. Bila  memungkinkan lakukan pengecatan waktu  ada  matahari. Untuk  ruangan  dalam  mulai  pengecatan  pada  plafon, kemudian  dinding. Selanjutnya    kusen-kusen,   yang dilanjutkan   pada  daun   jendela  dan  pintu. Untuk  ruangan  luar  harus  disiapkan dengan  teliti semua peralatan  pengecatan serta  persediaan cat  yang digunakan. Perkiraan cuaca  harus diketahui  sebelumnya, karena  hujan  akan  merusak semua pekerjaan yang baru dilakukan. Usahakan  untuk tidak  melakukan pengecatan  dibawah sinar  matahari langsung. Pengecatan dinding  sebaiknya dibagi dalam beberapa bagian  dan harus selalu  dimulai dari atas  dan  dikerjakan  terus menerus  sampai ke bawah.
Tahap terakhir pengecatan adalah pipa-pipa, jendela-jendela dan pintu-pintu.


Sumber : Kompas

Hal yang Harus Dipahami Sebelum Mengecat

                                   

Cat bukan hanya pelindung atau pelapis dinding yang memiliki nilai estetis, tetapi juga memberi pengaruh secara signifikan pada perubahan ruangan. Hanya dengan mengecat ulang dinding di suatu area, nuansa dan kesan baru pun tercipta.

Dengan kata lain, cara ini merupakan cara tercepat untuk mengganti suasana. Biaya yang dikeluarkan pun tidak terlalu banyak bila dibandingkan dengan mengganti perabot baru. Namun, ada beberapa hal yang harus dipahami sebelum mengecat. Yang harus dipahami sebelum mengecat ruangan dimulai dari area paling atas. Dalam hal ini, langit-langit pun menjadi prioritas utama untuk dicat, kemudian ke bagian dinding, kayu jendela, dan lain-lain.


Bersihkan permukaan yang akan dicat dengan baik. Keroklah lapisan cat lama yang sudah mengelupas, kemudian beri ampelas untuk menghaluskan. Hal ini akan memberi permukaan cat yang lebih baik setelah kering dan tahan lama. Ukuran kuas harus disesuaikan dengan besar permukaan yang hendak dicat untuk memberi hasil sempurna. Roller sebaiknya digunakan untuk permukaan yang luas, seperti dinding dan langit-langit, agar lebih efisien waktu. Apabila menggunakan lebih dari satu galon cat, campurkanlah seluruh bahan cat sejak proses awal meskipun terdiri dari warna yang sama. Hal ini penting untuk menjaga konsistensi warna.


Untuk memilih warna cat, sesuaikan dengan warna dominan yang terdapat dalam suatu ruangan, seperti pada furnitur, gorden, atau karpet. Pada permukaan yang cukup besar, biasanya warna akan terlihat lebih gelap. Untuk itu, pilihlah cat yang memiliki satu atau dua tingkat lebih terang dari warna yang diinginkan. Meski demikian, tidak bisa dimungkiri gelap tidaknya warna cat juga. bergantung pada intensitas cahaya yang masuk dan pemilihan warna interior lainnya.


Perhitungkan teknik finishing cat, mengilap atau tidak, yang disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Apabila belum mahir dalam menggunakan beragam teknik cat, sebaiknya tidak menggunakan jenis mengilap karena dapat meninggalkan jejak sapuan kuas yang tidak beraturan, sehingga mengganggu nilai estetika ruangan.


Perkirakan kebutuhan bahan cat dengan baik. Perbandingan standarnya adalah setiap 9 meter persegi area membutuhkan 5 kg cat. Pilihlah cat yang berkualitas. Salah satu cirinya yaitu memiliki kandungan enamel, yang berfungsi sebagai lapisan penguat cat, sehingga tidak mudah rontok atau berjamur.


Sumber : Kompas